SINGAPURA – Minyak bergerak melemah di perdagangan Asia pada Selasa (28/10/2014), setelah Goldman Sachs memangkas perkiraan harga untuk dua tahun ke depan karena pasokan global melimpah.Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, turun 37 sen menjadi US$80,63 per barel, sementara minyak mentah Brent untuk penyerahan Desember turun 58 sen menjadi US$85,25 di perdagangan sore.“Kami terus melihat harga minyak bergerak lebih rendah, dan karena tidak terjadi sesuatu yang signifikan, laporan Goldman masih berada di pikiran para investor,” David Lennox, analis sumber daya di Fat Prophets di Sydney, mengatakan kepada AFP.Goldman pada Senin mengatakan mereka memperkirakan WTI akan jatuh ke 70 dolar AS per barel pada kuartal kedua tahun depan sebelum naik kembali ke US$80 pada 2016. Itu adalah US$15 per barel lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.Prospek dari raksasa Wall Street tentang Brent memperkirakan akan jatuh ke serendah US$80 pada kuartal kedua, bertahan lemah sampai 2015 sebelum kembali ke tingkat US$90 pada 2016.Goldman menunjuk dampak produksi minyak serpih AS yang kuat serta ketidakmampuan kartel minyak OPEC untuk bertindak karena ayunan para produsen bisa memperketat persediaan dan harga global.Mengingat semakin melimpahnya pasokan di pasar global, “pertumbuhan produksi AS harus diperlambat”, Goldman mengatakan dalam sebuah catatan untuk kliennya.Lennox mengatakan investor akan memantau laporan stok AS terbaru yang akan dirilis pada Rabu.Departemen Energi AS (DoE) pekan lalu melaporkan lonjakan cadangan minyak mentah 7,1 juta barel dalam pekan hingga 17 Oktober.Kenaikan lebih dari dua kali lipat ekspektasi pasar, menambah kekhawatiran tentang kelebihan pasokan global, lebih lanjut menekan harga turun. “Kenaikan lebih lanjut dalam stok AS akan memperkuat proyeksi harga lemah oleh Goldman dan lainnya,” kata Lennox.

View the original article here
Posting Komentar