Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi rupanya berdampak
pada perbankan nasional, termasuk sektor perbankan syariah. Alih-alih
demi menjaga laju inflasi akibat kebijakan pemerintah tersebut, Bank
Indonesia pun turut menaikkan suku bunga acuannya (BI Rate) sebesar 25 basis poin ke level 7,75 persen.
Hal tersebut sontak menghebohkan dunia perbankan. Meski, tidak
berdampak langsung, perbankan syariah tanah air pun dapat terkena imbas
dari kenaikan BI Rate tersebut.
"Kita paling kena imbasnya dari kenaikan BI Rate itu, tapi itu kan baru kemarin, jadi belum diperhitungkan dampaknya," ujar Direktur Ritel Bank Muamalat Adrian Gunadi saat ditemui Dream.co.id di Jakarta, Rabu, 19 November 2014.
Adrian mengaku, kalangan perbankan sebenarnya sudah memperkirakan akan adanya kenaikan BI Rate. Bahkan Bank Muamalat memproyeksikan kenaikan BI Rate berkisar antara 25-50 basis poin.
Namun hingga saat ini, Bank Muamalat mengaku masih menghitung dampak kenaikan BI Rate pada operasional perusahaan.
![]() |
Bank Muamalat Indonesia |
Di tempat teprisah, Direktur Danamon Syariah Herry Hykmanto
optimistis pihaknya masih bisa mencapai target-target perusahaan hingga
akhir tahun. Bahkan target ini bisa dicapai tanpa kenaikan pembiayaan
bermasalah atau Non Performing Financing (NPF).
"NPF mudah-mudahan tidak terpengaruh, kalau di imbal hasilnya kan
tidak terpengaruh. Jadi kita tetap berusaha untuk mencapai target,"
tambahnya.
Posting Komentar