Menu
 

Jakarta – PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) akan memperkuat inovasi produk yang ada saat ini (existing categories) guna menangkap pertumbuhan pasar kelas menengah di Indonesia.Direktur dan Sekretaris Perusahaan Unilever Indonesia Sancoyo Antarikso mengatakan, perseroan akan memfokuskan diri pada pengembangan kategori yang sudah ada. Pihaknya belum berencana melakukan akuisisi produk maupun merek baru.“Kami sudah cukup puas dengan kategori yang dimiliki saat ini. Belum ada rencana ekspansi atau diversifikasi bisnis ke kategori lainnya,” kata Sancoyo di sela rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Unilever di Jakarta, Kamis (27/11).
Dia meyakini, produk-produk existing categories saat ini sudah bisa bersaing dengan para kompetitor yang melakukan langkah lebih ekspansif. Tahun ini, Unilever meluncurkan sekitar 40 – 50 produk baru. Jumlah ini tersebar dalam 14 kategori dan 1.000 stock keeping unit. "Unilever menerapkan strategi inovasi sehingga dapat menciptakan produk-produk yang relevan dan menarik bagi konsumer," kata dia.
Lebih jauh, Sancoyo mengatakan, pertumbuhan industri ritel pada 2015 diperkirakan akan mengalami tantangan. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), perlambatan pertumbuhan ekonomi, serta kenaikkan suku bunga acuan (BI rate),akan mengurangi daya beli masyarakat.
“Semua faktor ini akan mempengaruhi industri ritel, yang diperkirakan tumbuh moderat tahun depan. Kami berharap pemerintah bisa mengimplementasikan program-programnya sehingga dapat memacu kembali pertumbuhan ekonomi dan GDP growth,” kata Sancoyo.
Hingga kuartal III-2014, Unilever mencetak laba bersih sebesar Rp 4 triliun, atau hampir sama dibandingkan periode sama tahun lalu. Meski laba stagnan, perseroan mengalami peningkatan penjualan sebesar 13 persen, dari Rp 23 triliun menjadi Rp 26 triliun pada September 2014.
Sebanyak Rp 18,4 triliun atau 70,7 persen dari total penjualan berasal dari produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh. Sementara, produk makanan dan minuman memberikan kontribusi sebesar Rp 7,6 triliun atau setara 29,2 persen dari total penjualan.
Adapun beban penjualan turut meningkat 18,7 persen menjadi Rp 13,3 triliun, dari periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 11,2 triliun. Sepanjang Januari – September 2014, jumlah aset Unilever meningkat menjadi Rp 15,1 triliun. Angka tersebut mencerminkan pertumbuhan 13,5% dibandingkan kuartal I – 2013 sebesar Rp 13,3 triliun.Unilever juga akan membagikan dividen interim sebesar Rp 336 per saham atau setara Rp 2,56 triliun. Jumlah ini setara 91,4 persen dari laba bersih Unilever selama semester I-2014 yakni Rp 2,8 triliun.Penulis: TIM/WBPSumber:Investor Daily
Ilustrasi IHSG (sumber: Investor Daily / David Gitaroza)

View the original article here

Posting Komentar

 
Top